Ini adalah kisah nyata tentang Joe, sahabat saya sejak kecil. Kami tumbuh bersama, main bersama sekolah bersama. Setelah wisuda saya bekerja sebagai marketing, sedangkan dia seorang akuntan suksess. Joe agak terlambat menikah, tetapi untungnya segera dikaruniai seorang anak laki-laki. Joe merencanakan memberikan anaknya pendidikan terbaik hingga perguruan tinggi. Kehidupannya pun sudah dia rencanakan.
Suatu saat saya berkunjung ke rumahnya dan membicarakan Asuransi. Saya sampaikan juga bahwa tanpa asuransi rencana untuk anak-anaknya tidak terjamin dengan aman. Hampir selama 6 bulan saya berusaha. Hampir setiap minggu, saya terus menemuinya agar dia mau ambil asuransi beasiswa untuk anaknya tetapi saya selalu gagal.
Akhirnya pada bulan Januari Joe
telah meyakinkan saya bahwa dia akan membeli asuransi setelah anak keduanya lahir. Saya pun mencatat pertemuan berikutnya pada bulan Juli mendatang. Baru tiga bulan setelah kejadian itu, tiba-tiba seorang teman menelepon saya dan mengatakan,” Joe kecelakaan dan sekarang lagi di Rumah Sakit.
” Saya tidak percaya sama ucapannya,”Ah,tidak mungkin, beberapa bulan yang lalu saya bertemu dengannya. Keadaannya sangat sehat tidak kurang satu apapun.” Dia berusaha menyakinkannya kepada saya.’Sungguh’. Sangat tidak bisa dipercaya. Saya segera ke Rumah Sakit. Ternyata bener,Joe sedang berbaring disana. Saya kembali mengulang kunjungan ke RS itu.
Pada saat itu istri Joe bertanya pada saya,”Saya mau bertanya sesuatu padamu. Apakah Joe sudah membeli polis yang seringkali kamu tawarkan itu? Pertanyaannya sangat memukul saya. ‘Aku sangat menyesal mengatakan, bahwa Joe belum membelinya. “Bisakah Joe membelinya sekarang??’ Kedengarannya agak lucu, bukan ? tetapi sangaat tragis.
“Sayang sekali, sekarang sudah terlambat. Dalam keadaan seperti itu, Joe tidak bisa membeli asuransi lagi.” Joe hanya mampu bertahan, walaupun banyak biaya yang telah dihabiskan oleh istrinya untuk biaya pengobatan Joe.
Pada bulan Mei, dia pergi meninggalkan seorang anak dan seorang istri dalam keadaan hamil tua. Karena hubungan yang dekat saya menjadi salah seorang pengusung jenazahnya. Ketika peti mati diturunkan pemimpin pemakaman meminta semua pengusung jenazah untuk melemparkan sarung tangan abu-nya masing2 kedalam lahat. Setelah acara pemakaman selesai, saya langsung pamit pulang ke rumah.
Setiba dirumah, saya kumpulkan kedua anak saya dan memeluk mereka erat-erat. Semuanya terjadi karena kegagalan saya. Sesungguhnya saya bisa berbuat lebih banyak lagi bagi keluarga Joe. Saya bisa menjamin pendidikan anaknya hingga perguruan tinggi, menjamin segala kebutuhan keluarga dan anak-anaknya. Tetapi saya gagal, saya gagal memberikan perlindungan bagi istri dan anak-anaknya.
Satu-satunya yg bisa saya berikan kepada Joe adalah sepasang sarung tangan abu-abu yg saya lemparkan kedalam kuburnya. Saya telah gagal!! Setelah kejadian itu saya bersumpah dalam diri akan terus menjadi agen asuransi, dan menyakinkan orang2 untuk ambil asuransi agar kehidupan keluarganya terjamin.....
Masihkah anda berpikir-pikir lagi untuk tidak segera mempunyai asuransi...
INFO TAKAFUL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar